BUDIDAYA SELEDRI ORGANIK DALAM POLYBAG









PENDAHULUAN
Tanaman seledri atau celery (Apium graveolens L) merupakan tanaman liar asli dataran Asia. Seledri sudah dikenal di masyarakat Indonesia. Tanaman seledri banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama ibu rumah tangga sebagai sayuran bumbu (penyedap rasa) atau dijadikan hiasan hidangan, juga sebagai obat darah tinggi, penurun kadar kolestrol, asma,  diabetes, rematik, dan radang. 
Tanaman seledri termasuk dalam keluarga Umbelliferae. Di Indonesia tanaman seledri yang dikenal ada dua varietas yaitu, seledri potong (Varietas Sylvester) dan seledri daun (Varietas Secalium). Masih ada satu jenis lagi tetapi jarang ditemui yaitu seledri berumbi (Varietas Repaceum). Namun, dari ketiga tanaman seledri tersebut yang banyak dibudidayakan masyarakat di Indonesia adalah jenis seledri daun (Cut Common). Varietas ini memiliki ciri yaitu daun tanaman yang pendek, daunnya banyak, dan anakan cukup banyak. Benih seledri ini banyak ditemukan di toko pertanian. Budidaya tanaman seledri tidak hanya ditanam pada kebun yang luas, tetapi pada lahan yang sempit seperti lahan pekarangan masih dapat diusahakan dalam pot atau polybag. Menanam seledri dalam pot atau polybag, lebih mudah dikontrol dan dapat berfungsi sebagai tanaman hias.


PERSYARATAN TUMBUH
Iklim yang baik untuk pertumbuhan tanaman seledri adalah keadaan temperature 9-20 OC, kelembaban 80%-90% dan curah hujan 60-100 mm/bulan. Namun tanaman ini masih toleran ditumbuhkan di dataran rendah. Tanaman ini kurang tahan terhadap curah hujan tinggi.
Jenis tanah yang dikehendaki dalam budidaya seledri adalah tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-6,5. Apabila tanah terlalu asam sebaiknya tambahkan kapur atau dolomit.

PEMBIBITAN SELEDRI
Tanaman seledri dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu generative (dari biji) dan perbanyak vegetative (dari anakan). Perbanyakan generatif biasanya diterapkan untuk budidaya seledri skala luas atau komersial. Untuk budidaya skala pekarangan seperti dalam pot atau polybag, perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilakukan. Perbanyakan generatif dimulai dengan menyemaikan biji terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
1.     Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50-60 derajat celcius) selama 1 jam.
2. Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1.
3. Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai untuk melindungi tanaman terhindar tetesan air hujan yang langsung dan terik matahari.
4.   Buat alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur tersebut dan tutup tipis dengan tanah lalu siram untuk mempertahankan kelembabannya.
5.  Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian. Media tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
6.     Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.

Perbanyakan vegetatif biasanya dilakukan apabila kita telah memiliki tanaman seledri sebelumnya. Adapun cara perbanyakannya sebagai berikut:
1.     Pisahkan anakan seledri dari induk tanaman yang telah ada.  
2.     Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh.

Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot atau polybag ukuran sedang. Isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlabih dahulu bahan-bahan tersebut. Penggunaan arang sekam tujuannya agar media tanam memiliki porositas yang baik dan bobot media menjadi ringan sehingga pot atau polybag gampang dipindahkan. Apabila tidak ada arang sekam bisa diganti dengan sekam padi, jerami padi atau serbuk gergaji. Hati-hati dalam membuat media tanam, gunakan bahan-bahan yang bebas dari hama dan penyakit.

PEMELIHARAAN TANAMAN SELEDRI
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemeliharaan tanaman seledri di polybag antara lain:
1.    Melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga tanaman berumur satu minggu. frekuensi penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media tidak terlalu becek atau kering.
2.    Pemberian pupuk pada tanaman seledri menggunakan pupuk kompos, pupuk kandang. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali.
3.    Budidaya seledri dalam pot atau polybag sebenarnya relatif jarang terkena hama atau penyakit. Namun pada budidaya seledri skala luas serangan banyak dijumpai. Tidak ada salahnya kita mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit tersebut.

Terdapat beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri. Beberapa diantaranya adalah ulat tanah, keong, kutu dan tunggau. Hama-hama tersebut bisa diberantas dengan dipungut langsung dengan tangan. Apalagi untuk penanaman dalam polybag.  Sedangkan jenis-jenis penyakit budidaya seledri adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Untuk menghindari serangan penyakit-penyakit itu, lakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik. Apabila serangan penyakit menghebat, bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Silahkan baca mengenai pengendalian penyakit dengan pestisida organik.

PANEN  SELEDRI
Panen budidaya seledri bisa dilakukan berkali-kali. Panen pertama biasanya terjadi setelah tanaman berumur 1-3 bulan setelah tanam, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan telah maksimum setelah daunnya rimbun dan anakannya banyak. Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batang secara periodik. Frekuensi pemanenan bisa dilakukan 1-2 minggu sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tidak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan dicabut.


Referensi :
Elidar, Y. (2018). Budidaya tanaman seledri di dalam pot dan manfaatnya untuk kesehatan. Jurnal Abdimas Mahakam, 2(1), 42-47.











Tidak ada komentar: