PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun 2019
PENDAHULUAN
PTT Kedelai adalah
suatu pendekatan inovatif dan dinamis
dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara
partisifatif bersama petani.
KOMPONEN TEKNOLOGI
Komponen teknologi yang
diterapkan dalam PTT dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan
untuk diterapkan di semua areal pertanaman kedelai. Penerapan komponen pilihan
disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat.
KOMPONEN TEKNOLOGI
DASAR
1. Varietas unggul
baru
Tabel 1. VUB
Kedelai
Varietas
|
Potensi
hasil (1/Ha)
|
Umur panen
(Hari)
|
Bobot biji
(g/100 biji)
|
Warna biji
|
Wilis
|
3.00
|
85-90
|
10.0
|
Kuning
|
Argomulyo
|
2.70
|
80-32
|
16.0
|
Kuning
|
Burangrang
|
2.70
|
00-32
|
17.0
|
Kuning
|
Sinabung
|
3.25
|
88
|
10.7
|
Kuning
|
3.25
|
85
|
10.4
|
Kuning
|
|
Tanggamus
|
2.90
|
88
|
11.0
|
Kuning
|
Mahameru
|
2.15
|
84-95
|
17.0
|
Kuning
|
Ajasmoro
|
1.20
|
83-97
|
15.0
|
Kuning
|
Lawis
|
2.07
|
84
|
10.5
|
Kuning
|
Baluran
|
1.00
|
80
|
10.0
|
Kuning
|
Ijen
|
2.30
|
83
|
11.2
|
Kuning
|
Seulawah
|
2.05
|
93
|
9.5
|
Kuning
kehijauan
|
Argopuro
|
3.05
|
84
|
17.5
|
Kuning
|
Grobogan
|
3.40
|
76
|
18.0
|
Kuning
|
Gepak kuning
|
2.20
|
73
|
8.25
|
Kuning
kehijauan
|
Gepak ijo
|
2.21
|
76
|
6.82
|
Kuning
kehijauan
|
Cikuray
|
1.70
|
82-35
|
11.5
|
hitam
|
Malika
|
2.34
|
85-90
|
9.50
|
hitam
|
Detam 1
|
1.45
|
84
|
14.0
|
hitam
|
Detam 2
|
2.96
|
82
|
13.5
|
hitam
|
2. Benih bermutu dan berlabel
Benih bermutu
adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%).
Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus
proses sertifikasi. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan
akar yang banyak dan akan menghasilkan tanaman yang sehat, pertumbuhan lebih
cepat dan seragam.
3
3. Pembuatan
saluran drainase
Tanaman kedelai
memerlukan air yang cukup dan tidak menghendaki kelebihan air/tanah becek
selama pertumbuhannya. Saluran drainase diperlukan untuk mengalirkan air ke
areal pertanaman guna menjaga kelembaban tanah optimal dan mengalirkan
kelebihan air pada saat hujan.
4. Pengaturan
populasi tanaman
Populasi berkisar
antara 350.000-500.000 tanaman/ha, kebutuhan benih 40-60 kg/ha, bergantung pada
ukuran biji. Tanaman dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antar baris, 10-15
cm dalam barisan, 2-3 biji per lubang. Penanaman benih
kedelai pada jarak tanam yang tepat akan menghasilkan populasi tanaman yang
optimal bagi upaya peningkatan hasil kedelai. Pada musim hujan gunakan jarak
tanam lebar (populasi sedang), pada musim kemarau gunakan jarak tanam rapat
(populasi tinggi).
5.
Pengendalian OPT
secara terpadu
Pengendalian OPT
secara terpadu tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan produktivitas
kedelai tetapi juga melestarikan lingkungan. Tahapan pelaksanaan pengendalian
hama terpadu sbb:
- Identifikassi jenis dan perhitungan kepadatan populasi hama
- Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat hama.
- Taktik dan teknik pengendalian: 1) Mengusahakan tanaman selalu sehat, 2) Pengendalian secara hayati, 3) Penggunaan varietas tahan, 4) Pengendalian secara fisik dan mekanis, 5) Penggunaan feromon, 6) Penggunaan pestisida kimia.
- Hama utama kedelai yang harus diwaspadai dan dikendalikan adalah : lalat bibit (Ophiomyia phaseoli), penghisap polong (Riptortus linearis), ulat grayak (Spodoptera litura), dan penggerek polong (Etiella zinckenella).
Tahapan pelaksanaan pengendalian gulma terpadu sbb:
- Identifikasi jenis gulma : rumput, teki atau daun lebar.
- Menentukan tingkat kepadatan gulma .
- Taktik dan teknik pengendalian: 1) Cara mekanis, 2) Kultur teknis, 3)Kimiawi (Herbisida), 4) Terpadu, mengkombinasikan beberapa komponen pengendalian.
- Gulma yang tidak dikendalikan berpotensi menurunkan hasil kacang tanah hingga 70 %
1. Penyiapan lahan
Pengolahan tanah
tidak diperlukan jika kedelai ditanam pada lahan bekas tanaman padi, jerami
dapat digunakan sebagai mulsa. Mulsa berguna untuk menjaga kelembaban tanah,
mengurangi serangan lalat kacang, dan menekan pertumbuhan gulma. Pada lahan
kering, pengolahan tanah perlu optimal agar tanaman kedelai dapat tumbuh dengan
baik. Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu pembajakan dan penggaruan
(perataan). Gulma atau sisa tanaman dibersihkan pada saat pengolahan tanah.
2.
Pemupukan sesuai
kebutuhan
Takaran pupuk
berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan
sesuai kebutuhan tanaman. Pupuk diberikan secara ditugal di sebelah lubang
tanam atau disebar merata pada saat tanah masih lembab. Kedelai yang ditanam
setelah padi sawah umumnya tidak memerlukan banyak pupuk.
3. Penggunaan pupuk
hayati seperti bakteri penambat N2 (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan, perhatikan waktu
kadaluwarsa pupuk hayati. PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) dapat digunakan
sebagai salah satu acuan dalam menetapkan takaran pupuk dan ameliorant. Tanaman
kedelai memerlukan hara yang cukup untuk dapat berproduksi tinggi, baik yang
telah tersedia di tanah atau melalui pemupukan.
4. Pemberian bahan
organik
Bahan organik
berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan
unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cairan. Bahan organik
bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah.
persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepada Permentan No 02/2006, kecuali
diproduksi untuk keperluan sendiri. Pemberian pupuk organik dalam bentuk dan
jumlah yang tepat berperan penting untuk keberlanjutan sistem produksi kedelai.
Kotoran sapi yang telah matang merupakan pupuk organik yang potensial digunakan
pada tanaman kedelai.
5. Amelioran pada
lahan kering masam
Penggunaan
ameliorant ditetapkan berdasarkan tingkat
kejenuhan Aluminium (Al) tanah dan kandungan bahan organik tanah.
Kejenuhan Al memiliki ubungan yang kuat dengan tingkat kemasaman (PH) tanah.
Lahan kering masam perlu diberi kapur pertanian (dolomit atau kalsit) dengan takaran sebagai berikut:
- Ph tanah 4,5 -5,3 sebanyak 2,0 t kapur/ha
- Ph tanah 5,3-5,5 sebanyak 1,0 t kapur/ha
- Ph tanah 5,5-6,0 sebanyak 0,5 t kapur/ha
6.
Pengairan pada
periode kritis
Tanamn kedelai
memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Pada kondisi kelebihan air dan
kekeringan, tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Periode kritis tanaman
kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga hingga pegisian
biji (fase reproduktif). Pada lahan sawah, pengairan diberikan secukupnya
menjelang tanaman berbunga dan fase pengisian polong.
7. Panen dan
pascapanen
- Panen dilakukan jika tanaman sudah masak, atau 95% polong telah berwarna coklat dan daun berwarna kuning.
- Brangkasan kedelai segera dihamparkan dan dijemur dengan ketebalan sekitar 25 cm.
- Biji dirontok setelah brangkasan kering, secara manual atau menggunakan thresher (perhatikan kecepatan silinder perontok dan kadar air biji).
- Panen tepat waktu dan penggunaan alat mesin untuk merontok biji akan menghasilkan produk yang berkulaitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar